IBlog Market

IBX5A43E631671FD

Friday 4 April 2014

TUGAS MAKALAH SEJARAH ISLAM BRUNAI DARUSSALAM




TUGAS MAKALAH
 SEJARAH ISLAM BRUNAI DARUSSALAM
KELOMPOK 4
 







                       



Disusun oleh   :
1.      ILHAM
2.      INYOMAN BAYU DARMAGUNA
3.      HERIANTO
4.   MIFTAH


           

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alamat atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”sejarah islam di brunai Darussalam”.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bias memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.





               Pekanbaru,  ............ 2014

Penyusun


DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan
1.      Latar Belakang………………………………………………………………………………….
2.      Perumusan Masalah……………………………………………………………………………………
3.      Tujuan Makalah…………………………………………………………………………………....
4.      Manfaat Makalah……………………………………………………………………………………
Bab II Isi
A.    Sejarah Islam masuk ke Brunai Darussalam.............................................................
B.     Politik Islam di Brunai Darusalam...........................................................................
C.     Ekonomi Islam di Brunai Darusalam.......................................................................
D.    Hukum islam di Brunai Darusalam.........................................................................
E.     Sosial Budaya Islam di Brunai Darusalam................................................................
F.      Pendidikan Islam di Brunai Darusalam....................................................................
Bab III Penutup
1.      Kesimpulan………………………………………………………………………………
2.      Saran……………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka

BAB I
1.      Latar Belakang

Kemajuan suatu negara di dasarkan oleh agamanya, sehingga kita harus mengetahui bagaimana suatu negara dapat berkembang dengan cepat menggunakan agama nya, sebagai contoh, agama Islam yang begitu bagus dan baik untuk perkembangan dunia yang semangkin lama semangkin berkembang , salah satunya adalah negara islam Brunai Darussalam yang merupakan negara terbesar yang menganut  agama islam. Sehingga kita sebagai penganut agama islam harus bangga dan harus meyakini dengan seyakin-yakinnnya bahwa agama islam adalah agama yang benar.

2.      Rumusan Masalah

a)      Bagaimana sejarah Islam masuk ke Brunai Darusallam ?
b)      Bagaimana politik islam yang ada di Brunai Darussalam ?
c)      Bagaimana Ekonomi Islam yang ada Brunai Darussalam ?
d)     Bagaimana Sosial Budaya Islam yang ada di Brunai Darussalam ?
e)      Bagaimana Pendidikan Islam yang ada di Brunai Darussalam ?


3.      Tujuan Makalah

Agar kita mengetahui sejauh mana perkembangan Islam di Asia tenggara, dan bagaimana islam berkembang di suatu negara seperti Brunai Darussalam. Sosial budaya, ekonomi, pendidikan, hukum, politik Islam yang ada di Brunai Darussalam




4.      Manfaat Makalah

Agar kita bangga dengan agama islam yang berkembang pesat di seluruh dunia, terutama di Indonesia dan negara Brunai Darussalam yang merupakan Negara terbanyak menganut agama islam. Mengetahui bagaimana islam berkembang dan di terapkan di Negara Brunai.























                                                                        BAB II
A.    Sejarah Islam Masuk ke Brunai Darussalam
            Catatan tradisi lisan diperoleh dari Syair Awang Semaun yang menyebutkan Brunei berasal dari perkataan baru nah yaitu setelah rombongan klan atau suku Sakai yang dipimpin Pateh Berbai pergi ke Sungai Brunei mencari tempat untuk mendirikan negeri baru. Setelah mendapatkan kawasan tersebut yang memiliki kedudukan sangat strategis yaitu diapit oleh bukit, air, mudah untuk dikenali serta untuk transportasi dan kaya ikan sebagai sumber pangan yang banyak di sungai, maka mereka pun mengucapkan perkataan baru nah yang berarti tempat itu sangat baik, berkenan dan sesuai di hati mereka untuk mendirikan negeri seperti yang mereka inginkan.Kemudian perkataan baru nah itu lama kelamaan berubah menjadi Brunai. .

Diperkirakan Islam di Brunei datang pada tahun 977 melalui jalur Timur Astengoleh pedagang-pedagang dari negeri Cina. Catatan bersejarah yang membuktikan penyebaran Islam di Brunei adalah Batu Tarsilah. Catatan pada batu ini menggunakan bahasa Melayu dan huruf Arab. Dengan penemuan itu,membuktikan adanya pedagang Arab yang datang ke Brunei dan sekitar Borneo untuk menyebarkan dakwah Islam
            Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil yang sangat makmur di bagian utara Pulau Borneo/Kalimantan dan berbatasan dengan Malaysia. Brunei terdiri dari dua bagian yang yang dipisahkan di daratan oleh Malaysia. Nama Borneo berdasarkan nama negara ini, sebab pada zaman dahulu kala, negeri ini sangat berkuasa di pulau ini. Secara geografis, Brunei adalah suatu negara di pantai Kalimantan bagian utara, berbatasan dengan laut Cina Selatan, di sebelah utara dan dengan Serawak disebalah selatan barat dan timur. Luas: 5,765 km2, penduduk 267.000 jiwa (1989),kepadatan penduduk 46/km2, agama: Islam( 63,4 %), Budha (14 %), Kristen (9,7%), lain-lain (12,9 %). Bahasa Melayu, Ibu kota: Bandar Seri Begawan, satuan mata uang : Dolar Brunei (BI$) Sebagian besar wilayah Brunei terdiri dari daratan. Di lihat dari sejarahnya, Brunei adalah salah satu kerajaan tertua di Asia Tenggara. Sebelum abad ke-16, Brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di Wilayah Kalimantan dan Filipina. Sesudah merdeka di tahun 1984, Brunei kembali menunjukkan usaha serius dalam upaya penyebaran syiar Islam, termasuk dalam suasana politik yang masih baru.

Di antara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang selaras dengan tuntutan Islam. Sebagai negara yang menganut sistem hukum agama, Brunei Darussalam menerapkan hukum syariah dalam perundangan negara. Untuk mendorong dan menopang kualitas keagamaan masyarakat, didirikan sejumlah pusat kajian Islam serta lembaga keuangan Islam.

Tak hanya dalam negeri, untuk menunjukkan semangat kebersamaan dengan masyarakat Islam dan global, Brunei juga terlibat aktif dalam berbagai forum resmi, baik di dunia Islam maupun internasional.
Sama seperti Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam dengan Mazhab Syafii, di Brunei juga demikian. Konsep akidah yang dipegang adalah Ahlussunnah waljamaah. Bahkan, sejak memproklamasikan diri sebagai negara merdeka, Brunei telah memastikan konsep ”Melayu Islam Beraja” sebagai falsafah negara dengan seorang sultan sebagai kepala negaranya. Saat ini, Brunei Darussalam dipimpin oleh Sultan Hasanal Bolkiah. Dan, Brunei merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Asia Tenggara dengan latar belakang sejarah Islam yang gemilang.
Berkaitan dengan masuknya Islam di Brunei ditemukan beberapa sumber yang berbeda yaitu :

a)   Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa Islam mulai diperkenalkan di Brunei  pada tahun 977 melalui jalur timur Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang dari negeri Cina. Islam menjadi agama resmi negara semenjak Raja Awang  Alak Betatar masuk Islam dan berganti nama menjadi Muhammad Shah (1406-1408). Perkembangan Islam semakin maju setelah pusat penyebaran dan kebudayaan Islam Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511) sehingga banyak  ahli agama Islam pindah ke Brunei. Kemajuan dan perkembangan Islam semakin nyata pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah (sultan ke-5), yang wilayahnya meliputi Suluk, Selandung, kepulauan Suluk, kepulauan Balabac samapai ke Manila. Masuknya Islam di Brunei didahului oleh tahap perkenalan. Islam masuk secara nyata ketika raja yang berkuasa pada saat itu menyatakan diri masuk Islam, lalu diikuti oleh penduduk  Brunei dan masyarkat luas. Sehingga cukup beralasan jika Islam mengalami perkembangan yang begitu cepat.

b)   Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dikatakan bahwa agama Islam masuk ke Brunei pada abad ke-15. Sejak itu, kerajaan Brunei berubah menjadi kesultanan Islam. Pada abad ke-16 Brunei tergolong kuat di wilayahnya, dan daerah kekuasaannya  meliputi pula beberapa pulau di Filipina selatan. Perubahan nama dari kerajaan menjadi kesultanan memberi informasi bahwa Islam di Brunei mendapat perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Hal ini menjadi salah satu faktor sehingga penganut agama Islam semakin bertambah banyak.

c)   Di sumber lain dikatakan bahwa silsilah kerajaan Brunei didapatkan pada Batu Tarsilah yang menuliskan silsilah raja-raja Brunei yang dimulai dari Awang Alak Batatar, raja yang mula-mula memeluk agama Islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin (Sultan Brunei ke-19, memerintah antara 1795-1804 dan 1804-1807). Data ini menunjukkan sistim pemerintahan di Brunei adalah kesultanan atau monarki mutlak Islam, dan semuanya sangat memeperhatikan Islam sebagai agama resmi negara.

d)  Menurut Azyumardi Azra bahwa awal masuknya Islam di Brunei yaitu sejak tahun 977 kerajaan Borneo (Brunei) telah mengutus P’u  Ali ke istana Cina. P’u Ali adalah seorang pedagang yang beragama Islam yang nama sebenarnya yaitu  Abu Ali. Pada tahun itu juga diutus lagi tiga duta ke istana Sung, salah seorang di  antara mereka bernama Abu Abdullah. Peran para pedagang muslim dalam penyebaran Islam di Brunei telah terbukti dalam catatan sejarah.

e)   John L. Esposito seorang orientalis yang pruduktif banyak menulis tentang sejarah Islam, menurutnya bahwa Islam pertama kali datang di Brunei pada abad ke-15 dan yang pertama kali memeluk Islam adalah raja Berneo. Pendapat Esposito  ini sejalan dengan pendapat lainnya bahwa pihak raja atau sultan  yang lebih awal menyatakan diri masuk Islam, lalu kemudian diikuti oleh masyarakatnya.

Data dan informasi di atas memberi penegasan bahwa  raja Brunei sejak dahulu  besar perhatiannya terhadap Islam dan dapat diterima oleh  lapisan masyarakat. Mereka dapat menerima Islam dengan baik ditandai dengan sambutan positifnya  terhadap kedatangan pedagang Arab Muslim.  Islam masuk di Brunei melalui suatu proses yang panjang  tidak pernah berhenti. Menurut Ahmad M. Sewang ada suatu proses yang dinamakan adhesi, yaitu proses penyesuaian diri dari kepercayaan lama  kepada kepercayaan baru (Islam). Proses tersebut juga disebut proses islamisasi yang dapat berarti suatu proses yang tidak pernah berhenti.

Kedatangan Islam di Brunei membolehkan rakyat menikmati sistem kehidupan lebih tersusun dan terhindar dari adat yang bertentangan dengan akidah tauhid. Awang Alak Betatar adalah raja Brunei pertama yang memeluk Islam dengan gelar Paduka Seri Sultan Muhammad Shah (sultan ke-1 tahun 1383-1402). Ia dikenal sebagai penggagas kerajaan Islam Brunei. Awang penganut Islam sunni lebih dipecayai dari pada Syarif Ali seorang dai dari alif yang berketurunan ahl al-bait, yang bersambung dengan keluarga Nabi Muhammad saw melalui pjalur cucunya Sayidina Hasan. Syarif Ali dikawinkan dengan putri Sultan Muhammad Shah, setelah itu ia dilantik menjadi raja Brunei atas persetujuan pembesar dan rakyat. Sebagai raja dan ulama, Syarif Ali gigih memperjuangkan Islam dengan membangun masjid dan penerapan hukum Islam. Satu hal yang menarik untuk diketahui bahwa meskipun Syarif Ali berketurunan ahl al-bait, tetapi tidak menjadikan pola pemerintahan yang berdasarkan  pola kepemimpinan Syiah yang dikenal imamah, justru ia melanjutkan konsep kepemimpinan yang sudah ada yaitu sunni.

Raja-raja Brunei sejak dahulu kala secara turun temurun adalah kerajaan Islam dan setiap raja bergelar sultan. Di samping itu, kerajaan Brunei dalam kunstitusinya secara tegas menyatakan  bahwa kerajaan Brunei adalah negara Islam yang beraliran sunni (ahl  al-sunnah wa al-jama‘ah). Islam berkembang di Brunei karena pihak kesultanan menjadikan sunni  sebagai prinsip ketatanegaraan dan pemerintahan dalam Islam. Menurut Hussin Mutalib bahwa pihak Sultan pernah memperingatkan agar hati-hati terhadap Syiah. Aliran Syiah di Brunei tidak mendapat posisi penting untuk berkembang bahkan menjadi ancaman bagi Sultan.

Pada masa Sultan Hassan (sultan ke-9 tahun 1582-1598), dilakukan beberapa hal yang menyangkut tata pemerintahan: 1) menyusun institusi-institusi  pemerintahan agama, karena agama memainkan peranan penting dalam memandu negara Brunei ke arah kesejahtraan, 2) menyusun adat istiadat yang dipakai dalam semua upacara, di samping itu menciptakan atribut kebesaran dan perhiasan raja, 3) menguatkan undang-undang Islam.

Pada tahun 1967, Omar Ali Saifuddin III (sultan ke-28 tahun 1950-1967) telah turun dari tahta dan melantik putra sulungnya Hassanal Bolkiah menjadi sultan Brunei ke-29 (1967-sekarang). Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunei Town telah diubah namanya menajdi Bandar Seri Begawan untuk mengenang jasa Baginda yang meninggal dunia tahun 1986. Usaha-usaha pengembangan Islam diteruskan oleh Yang Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Wadaulah. Di antara usahanya yaitu pembinaan masjid, pendidikan agama, pembelajaran al-Qur’an dan perundang-undangan Islam.

Setelah Brunei merdeka penuh tanggal 1 Januari 1984, Brunei menjadi sebuah negara Melayu Islam Braja. Melayu diartikan sebagai negara Melayu yang memiliki unsur-unsur kebaikan dan menguntungkan. Islam diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dianut negara yang bermazhab ahl al-sunnah wa al-jama‘ah sesuai dengan kontitusi  cita-cita kemerdekaan, sedang Braja diartikan sebagai  suatu sistem tradisi Melayu yang telah lama ada. Penduduk Brunei yang mayoritas Melayu dan penganut agama Islam terbesar di Brunei tentu saja merekalah yang menentukan tatanan negara dengan tetap memperhatikan kemajuan Islam yang berhaluan ahl al-sunnah wa al-jama‘ah dan menjaga kelestarian dan mempertahanakan adat istiadat yang berlaku.

Islam sebagai agama resmi negara Brunei dan agama mayoritas, namun  agama lain tidak dilarang. Kementerian agama Brunei  berperan besar dalam menentukan kebijaksanaan dan aturan bagi penduduknya. Buku-buku keagamaan harus lebih dahulu melalui sensor kementerian itu sebelum boleh beredar di masyarakat. Segala bentuk patung dilarang, walaupun patung Winston Churuchil dibangun di perempatan  utama di ibu kota Bandar Seri Begawan. Hukum Islam berpengaruh besar pada undang-undang di negara itu. Kementerian agama sangat  berhati-hati  terhadap unsur-unsur yang dapat merusak akidah tauhid, sehingga buku pun harus disensor dan tidak lagi diizinkan pembangunan patung yang dianggap juga dapat merusak iman seseorang.

Selain itu, yang perlu juga diketahui bahwa Brunei  sebagai negara Islam di bawah pemimpin sultan ke-29 yaitu Sultan Hassanal Bolkiah. Sultan ini telah banyak melakukan usaha penyempurnaan pemerintahan antara lain dengan melakukan pembentukan majelis Agama Islam atas dasar Undang-Undang Agama dan Mahkamah Kadi. Majelis ini bertugas menasehati Sultan dalam masalah agama Islam. Usaha lain yang dilakukan yaitu  menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunei dan satu-satunya idiologi negara. Untuk itu, dibentuklah jabatan Hal Ehwal Agama yang bertugas menyebarkan paham Islam. Untuk kepentingan penelitian  agama Islam, pada tanggal 16 September 1985 didirikan pusat dakwah, yang juga bertujuan melaksanakan program dakwah serta pendidikan kepada pegawai-pegawai agama dan masyarakat luas dan pusat pameran perkembangan dunia Islam. Atas dasar itu,  sehingga secara kuantitas masyarakat Muslim di Brunei semakin hari semakin bertambah banyak.

Brunei sebagai negara yang  berpenduduk mayoritas muslim dan Sultan menjadikan Islam sebagai idiologi negara, telah banyak melakukan aktifitas baik bersifat nasional maupun internasioal. Di bulan Juni 1991, Brunei sebagai tuang rumah penyelenggaraan  Pertemuan  Komite Eksekutif Dewan Dakwah Islam Asia Tenggara dan Pasific, di bulan Oktober 1991, Sultan menghadiri pembukaan  Budaya Islam di Jakarta, di bulan Desember 1991, Sultan menghadiri  pertemuan Organisasi Konfrensi Islam (OKI) yang diselenggarakan di Qatar, di bulan September 1992, didirikan lembaga yang bergerak di bidang finansial yaitu Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB), lembaga keuangan ini dikelola secara profesional sesuai dengan prnsip dasar Islam. Data sejarah ini menunjukkan bahwa Sultan memiliki perhatian dan semangat besar untuk mengembangkan Islam dan menyejahtrakan kehidupan umat Islam Brunei.
Untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan umat Islam Brunei, Sultan dalam sambutannya dalam peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. tahun 1991 mengeluarkan dekrit yang isinya melarang organisasi al-Arqam melakukan aktifitas keagamaan. Sultan memerintahkan seluruh jajaran pemerintahannya agar melarang organisasi asing melakukan kegiatan yang dapat mengancam keutuhan dan keharmonisan umat Islam yang selama ini sudah terbina dengan baik. Organsiai al-Arqam dianggap organisai yang akan memeceh belah umat Islam dan berusaha menghilangkan tradisi Melayu di Brunei.


B.     Politik Islam di Brunai Darussalam.

Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki absolut dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang samasejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapamajelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.
Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000, Sultan bersidang untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei menjadi salah satu negara yang paling stabil dari segi politik di Asia.
Pertahanan Keamanan Brunei mengandalkan perjanjian pertahanan dengan Inggris di mana terdapat pasukan Gurkha yang terutama ditempatkan di Seria. Jumlah pertahanan keamanannya lebih kecil bila dibandingkan dengan kekayaannya dan negara negara tetangga. Secara teori, Brunei berada di bawah pemerintahan militer sejak pemberontakan yang terjadi pada awal dekad 1960-an. Pemberontakan itu dihancurkan oleh laskar-laskar Britania Raya dari Singapura.
Brunei memiliki dengan hubungan luar negeri terutama dengan negara negara ASEAN dan negara negara lain serta ikut serta sebagai anggota PBB. Kesultanan ini juga terlibat konflikKepulauan Spratly yang melibatkan hampir semua negara ASEAN (kecuali IndonesiaKamboja,Laos dan Myanmar), RRC dan Republik Cina. Selain itu terlibat konflik perbatasan laut denganMalaysia terutama masalah daerah yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Brunei menuntut wilayah di Sarawak, seperti Limbang. Banyak pulau kecil yang terletak di antara Brunei dan Labuan, termasuk Pulau Kuraman, telah dipertikaikan oleh Brunei dan Malaysia. Bagaimanapun, pulau-pulau ini diakui sebagai sebagian Malaysia di tingkat internasional.

C.    Ekonomi Islam di Brunai Darusalam.

Ekonomi negara kecil yang kaya ini adalah suatu campuran keusahawanan dalam negeri dan asing, pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. Pengeluran minyak mentah dan gas alam terdiri dari hampir setengah PDB. Pendapatan yang cukup besar pekerjaan luar negeri menambah pendapatan daripada pengeluaran dalam negeri. Kerajaan membekali semua layanan pengobatan dan memberikan subsidi beras dan perumahan. Pemimpin-pemimpin Brunei merasa bimbang bahawa keterpaduan dengan ekonomi dunia yang semakin bertambah akan menjejaskan perpaduan sosial dalam, walaupun Brunei telah memainkan peranan yang lebih kentara dengan menjadi ketua forum APEC pada tahun 2000. Rancangan-rancangan yang dinyatakan untuk masa hadapan termasuk peningkatan kemahiran tenaga buruh, pengurangan pengangguran, pengukuhan sektor-sektor perbankan dan pariwisata, serta secara umum, peluasan lagi asas ekonominya. Sistem Penerbangan Brunei Diraja, sistem penerbangan negara, sedang mencoba menjadikan Brunei sebagai pusat perjalanan internasional antara Eropa dan Australia/Selandia Baru. Ia juga mempunyai layanan ke tujuan-tujuan Asia yang utama.
Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas dengan pendapatan nasional yang termasuk tinggi di dunia satuan mata uangnya adalah Brunei Dolar yang memiliki nilai sama dengan Dolar Singapura.
Selain bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas, pemerintah Brunei mencoba melakukan diversifikasi sumber-sumber ekonomi dalam bidang perdagangan. Namun dalam waktu dekat usaha tersebut mengalami kebuntuan karena masalah internal kerajaan yang menurut sumber sumber media internasional dihabiskan untuk kepentingan pemborosan istana ketika dipegang oleh Pangeran Jeffry. Keadaan tersebut dapat menimbulkan masalah bagi perekonomian Brunei di masa yang akan datang






D.    Hukum islam di Brunai Darusalam.

Pola hukum Islam yang dianut oleh penduduk Brunei lebih banyak dipengaruhi oleh mazhab Syafii. Sistem Hukum dan Pengadilan mereka lebih banyak dipengaruhi oleh hukum adat Inggris Sampai dekade sekarang ini sistem hukumnya, kecuali hukum-hukum agama Islam, masih didominasi oleh sistem hukum Inggris. Bahkan Mahkamah Agung/Hakim Agungnya masih dirangkap oleh Mahkamah Agung/Hakim Agung Hongkong. Hukum Perdata Islam bagaimanapun juga dapat terhindar dari upaya modernisasi.
Pengadilan Syariah (Mahkamah Qadi) secara tradisional mengurus masalah- masalah perdata Islam (perkawinan, perceraian, hubungan keluarga, amanah masyarakat, nafkah dsb) berdasarkan mazhab Syafii. Sistem ini tetap dipertahankan sebagai pranata hukum dan politik Sultan.Sejak tahun 1898 setidak-tidaknya telah terjadi 6 kali perubahan (penyempurnaan) peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan keagamaan masyarakat Brunei Darussalam, yaitu Undang- Undang tahun 1898, 1955, 1956, 1957, 1960, 1961 dan 1967. Hal ini secara sepintas mengesankan adanya dinamika dalam kehidupan hukum Islam di Brunei Darussalam. Hanya saja seberapa jauh dinamika itu terjadi perlu mendapat kajian lebih lanjut dan lebih mendalam.
Hukum Kanun Brunei berlaku sejak zaman Sultan Bolkiah (1473-1521). Hukum Kanun Malaka ini didasarkan pada hukum Islam bermazhab Syafii yang isinya meliputi; kewajiban- kewajiban raja, larangan-larangan buat rakyat, pidana, hukum keluarga, ibadah, muamalah dll.
Zaman Sultan Saiful Rijal 1575-1600) di Brunei telah ada pengadilan terhadap orang- orang yang bersalah yang dihukum berdasarkan Hukum Kanun Brunei. Undang-Undang Melaka, semula terdiri dari 19 pasal, kemudian berubah menjadi 20 pasal dan terakhir menjadi 44 pasal, setidak-tidaknya 18 pasalnya diatur menurut ketentuan hukum Islam, misalnya :
-  pasal 5 : tt jinayah berlaku qisas
-  pasal 7 : pencurian, bisa denda, bisa juga potong tangan
-  pasal 12 : perzinaan ; tidak dirajam, tapi bisa ganti rugi dan mengawini, jika istri       orang  minta maaf di depan khalayak ramai dan denda.
-  pasal 25 : syarat ijab qabul
-  pasal 26 : syarat saksi
-  pasal 27 : talak dan rujuk
-  pasal 28 : ” Cina buta”
-  pasal 30 : bungan, riba dan jual beli
-  pasal 37 : kesaksian untuk penetapan had ; mabuk, mencuri, membunuh, qisas dsb
-  pasal 32 : sulhu
-  pasal 34 : hukum amanah
-  pasal 36 : shalat
-  pasal 38 : pembuktian (sumpah, pengakuan dll).
Sedangkan Kanun Brunei terdiri dari 47 pasal dan sekurang-kurangnya 29 pasal mengandung unsur-unsur Islam, diantaranya:
- pasal 4 : jinayah, bunuh, menikam, memukul, merampas, mencuri, menuduh dsb.
- pasal 5, 8 dan 41 : qishas
- pasal 7 dan 11 : pencurian
- pasal 12 dan 42 : perzinaan
- pasal 15 : pinjam meminjam
- pasal 18 : pinang meminang
- pasal 20 : tanah
- pasal 25 : perkawinan
- pasal 26 dan 27 : saksi
- pasal 28 : khiar dan pasakh nikah
- pasal 29 : thalak
- pasal 31 : jual beli
- pasal 33 : utang piutang
- pasal 34 : muflis dan sulhu
- pasal 36 : ikrar
- pasal 38 : murtad
- pasal 39 : syarat saksi
- pasal 44 : minuman keras dan mabuk
Selain itu hukum Brunei mencakup pelarangan khalawat (hubungan intim namun tidak sampai melakukan zina antara dua jenis kelamin diluar hubugan pernikahan), pasal 12 dan 14. Dan larangan mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Berdasarkan data statistic yang dikeluarkan oleh pejabat agama, sepanjang bulan juli 2005 hingga april 2006 terdapat 389 kasus khalawat. Sebagian besar ditahan dan mendapat hukuman. Pejabat agama selalu melakukan razia makanan tidak halal dan mengandung alkohol. Mereka melakukan memonitoring kesejumlah restoran dan supermarket untuk memastikan bahwa yang mereka sajikan adalah makanan halal. Pegawai restoran yang ketahuan melayani muslim makan disiang hari ramadhan juga dapat diperkarakan dan dihukum.


























E.     Sosial Budaya Islam di Brunai Darusalam.

Semasa pra-Islam, masyarakat Melayu termasuk penduduk Brunei menganut agama Hindu-Buddha. Setelah Melaka jatuh ke tangan Portugis, Brunei menjadi motor penggerak perkembangan Islam bagi daerah-daerah lain di sekitarnya, di antaranya sebelah timur kepulauan Melayu hingga Pulau Luzon, Cebu, Otan dan sebagainya.
Penduduk Brunei di masa lalu dikenal memiliki adat-istiadat kesopanan yang tinggi. Menurut catatan Pigafetta dalam First Voyage Around the World yang dirujuk oleh Al-Sufri (1997), orang Brunei memiliki kebudayaan dan peradaban yang luhur. Hal itu tercermin tatkala pembesar (Gabenor) Brunei menjamu tamu dari Spanyol, mereka menghidangkan berjenis-jenis masakan dengan menggunakan sudu dari emas sehingga membuat takjub orang Spanyol.
Orang Brunei juga memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, yang mereka sebut dengan semangat “kebruneian” (Al-Sufri, dkk., 1999). Nasionalisme yang sangat kental inilah yang konon pernah membuat tentara Spanyol dipaksa mundur teratur ketika akan menaklukkan Brunei.
Di masa sekarang ini, Kerajaan Brunei menggunakan asas syariat Islam dalam penerapan hukum perundang-undangannya yang disebut sebagai hukum syarak. Hukum syarak tersebut mencakup undang-undang jenayah Islam (hukum Islam), muammalah, undang-undang keluarga, serta undang-undang keterangan acara. Penerapan hukum Islam ini tak lain karena pengaruh kuat dari Sultan Sharif Ali yang kukuh ingin menjadikan penduduk Brunei sebagai muslim sejati. Hal ini kemudian berimplikasi terhadap perilaku penduduk Brunei yang senantiasa mendasarkan perilakunya sesuai dengan syariat Islam. Hal yang paling menonjol terlihat dari busana wanita-wanita Brunei yang dikenal dengan sebutan ”baju kurung” yang tak lain merupakan pengejawantahan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Cara pengamalan Islam di Brunei didasarkan pada mazhab Syafi‘i dalam bidang fikih dan ahlusunnah waljamaah di bidang akidah. Semenjak diproklamirkan sebagai negara merdeka, Brunei menerapkan konsep "Melayu Islam Beraja" sebagai falsafah negara yang kemudian menjadi pedoman hidup penduduk Brunei hingga kini.



F.     Pendidikan Islam di Brunai Darusalam.

Dalam kurun ke- 16 Masihi, Brunei Darussalam telah muncul sebagai sebuah Negara yang aktif menjalankan dasar penaklukan dan usaha penyebaran Islam di sekitar Pulau Borneo dan Filipina. Kejatuhan Melaka di tangan Portugis pada tahun 1511 Masihi telah mendorong Brunei Darussalam menjadi salah sebuah pusat penyebaran Islam di rantau Asia Tenggara. Pada zaman ini terdapat golongan “elite” ulama yang mempunyai tugas penting dalam pentadbiran Negara untuk mengembangkan Islam dan salah satu profession dalam golongan ini ialah ‘Catip’ atau Khatib yang berperanan dalam pengajian dan pendidikan Islam hingga tertubuhnya pusat pengajian yang dikenali sebagai “balai”.
Penubuhan balai ini mempunyai dua tujuan yaitu sebagai tempat pengajian secara umum dan sebagai tempat pengajian dan pemerhatian terhadap orang-orang yang berpotensi untuk menjadi calon utama mewarisi keseinambungan para guru. Berdasarkan dua tujuan ini maka corak pengajian juga terbahagi pada dua iaitu:
i) Pengajian umum yang tidak memerlukan kepandaian menulis dan membaca jawi disediakan pengajian yang berbentuk dikir Brunei, Ratib Saman, Mengaji Al-Quran dan Hadrah di samping mempelajari mengenai ibadah sembahyang dan perkara-perkara yang berkaitan,
ii) Pengajian lebih tinggi yang melibatkan calon-calon yang mempunyai kemahiran membaca dan menulis jawi yaitu Ilmu Fiqh, Faraidh, Babun Nikah, Nahu dan Qawaid, Tasauf dan Akhlak.
Pengajian secara umum terletak di beberapa buah Kampung Ayer yang dikendalikan oleh ulama-ulama yang tersebut di atas. Pengajian rendah hanya tertumpu pada pengajian membaca al-Quran dan Kampong Burong Pingai adalah pengajian untuk ke peringkat yang lebih tinggi.
Negara Brunei Darussalam mengenalkan sistem pendidikan persekolahan secara teratur kira-kira pada tahun 1930 Masihi dan Pelajaran agama Islam diajarkan di Sekolah Melayu Jalan Pemanca. Pada tahun 1946 pelajaran agama telah dijadikan sebagai satu mata pelajaran di sekolah-sekolah Melayu.
Pada tahun 1941 sebuah sekolah agama yang menggunakan Bahasa Arab sebagai bahasa penggantar telah ditubuhkan dan  ditempatkan di sebuah rumah di Kampong Pusar Ulak Bandar Brunei. Sekolah ini ditubuhkan atas perbelanjaan Al-Marhum Sultan Ahmad Tajuddin, disebabkan menerima tekanan daripada pemerintahan Jepun maka pada tahun 1942 sekolah ini ditutup. (Pehin Siraja Khatib Dato Seri Setia Ustaz Haji Awang Yahya bin Haji Ibrahim, 1996)
Pada 16 September 1956 Brunei Darussalam telah mencipta sejarah dalam perkembangan agama Islam dengan tertubuhnya Sekolah agama mengikut sistem Sekolah agama Negeri Johor dalam peringkat permulaan ini sukatan pelajaran, buku-buku teks dan tenaga pengajar didatangkan dari Negeri Johor.
Di samping pelajaran-pelajaran agama di sekolah-sekolah agama, Pengetahuan agama Islam sebagai satu mata pelajaran di sekolah-sekolah Melayu dan Inggris juga diajarkan. Sekolah-sekolah agama khas juga dibuka di empat-empat daerah untuk menampung jumlah pelajar yang semakin bertambah.
Pada tahun 1966 kursus Perguruan agama diperkenalkan sebagai memenuhi keperluan tenaga pengajar. Usaha untuk mengemask kursus ini pada tahun 8hb Januari 1972 sebuah Maktab Perguruan telah dibuka bagi melatih penuntut-penuntut yang bakal menjadi guru-guru agama Terlatih.
Untuk memenuhi keperluan Pendidikan Islam dengan bahasa pengantar Bahasa Arab di Brunei Sekolah Menengah Arab telah diperkenan penubuhannya pada tahun 1966 yang menggunakan bangunan Madrasah Jabatan Hal Ehwal agama sehingga tahun 1967 bangunan Sekolah Menengah Arab Laki-laki Hassanal Bolkiah digunakan dan seterusnya diikuti oleh Sekolah Menengah Perempuan Raja Isteri Pengiran Anak Damit pada tahun berikutnya. Tertubuhnya kedua-dua sekolah Menengah ini memainkan peranan penting sebagai penyebar ugama Islam dan seteruskan akan melahirkan guru-guru dan pegawai yang berijazah dan mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang besar dan mencabar dalam bidang keagamaan.
Dalam perubahan zaman pendidikan Islam di Negara Brunei Darussalam telah memberikan pelbagai respon pembaharuan dan memandangkan pendidikan Islam menghadapi tantangan yang bukan sedarhana maka atas kesedaran ini kerajaan telah menubuhkan institusi-institusi untuk memperkembang luas lagi pendidikan Islam di Brunei maka atas perkenaan tertubuhlah Universiti Islam Sharif Ali (UNISSA) yang akan menjadi  tanda kecemerlangan dan kegemilangan hidup beragama di Negara Brunei Darussalam sesuai dengan konsep dan falsafah Negara Melayu Islam Beraja (MIB) dan juga tertubuh Melalui institusi-institusi ini diharapkan dapat melahirkan ulama-ulama, cendekiawan-cendekiawan Islam yang berwibawa, mempunyai jati diri, professional, bertakwa dan arif dalam hal ehwal agama dan dapat membentuk pemikiran Islam dan gagasan-gagasan tentang pendidikan Islam semasa
.
Dasar Pengembangan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan
Program   pendidikan   diarahkan  untuk   menciptakan  manusia  yang berakhlak dan beragama dan menguasi teknologi.  Pemerintah telah menetapkan  tiga  bidang utama dalam  pendidikan, yaitu :
•  Sistem dwibahasa di semua sekolah
• Konsep Melayu Islam Beraja (MIB) dalam kurikulum sekolah
• Peningkatan serta perkembangan sumber daya manusia.

Kebijakan di Bidang Pendidikan Agama
Baginda  merumuskan,  semua  objektif  di  dalam  pendidikan  ialah  bagi melahirkan  rakyat  yang  taat beragama  di  mana  mereka  akan  menjadi  pelita ummah yang mempunyai fahaman dan pegangan yang betul. Kea  rah  itu,  baginda  turut  berharap  supaya  dikemaskinikan  mata pelajaran  Pengetahuan Agama  Islam  atau  Islamic Religious Knowledge  (IRK) dalam persekolahan umum.
Sehubungan  dengan  itu,  baginda  percaya,  program  pengembangan sumber  tenaga manusia dengan dana  sejumlah $250  juta yang diluluskan baru-baru ini juga akan d apat melihat aspek ini. Yakni,  titah  baginda, manusia  yang  dirancang  dan  akan  lahir  daripada program tersebut ialah manusia Brunei yang berilmu, mahir dan beramal salih. Baginda  menambah  titah,  semenjak  kerajaan  memperkenalkan  sistem persekolahan  agama  hampir  setengah  abad  yang  lalu,  rakyat  negara  ini  telah dapat  mempelajari  ilmu-ilmu  agama  khasnya  Ibadat  dan  Al-Quran  dan seterusnya perlaksanaan Pelajaran Dewasa Agama. Semenjak  itulah  juga,  titah  baginda,  persekolahan  agama  telah  berjaya mencorakkan  hidup  kita  selaku  orang-orang  Islam  di  mana  daripadanya terpancar sinar agama menyinari kehidupan ini.



Sistem Perjenjangan Pendidikan yang Dikembangkan
Sistem  pendidikan  umum  Brunei  memiliki  banyak  kesamaan  dengan negara  Commonwealth  lainnya  seperti  Inggris, Malaysia,  Singapura  dan  lain-lain.  Sistem  ini  dikenal  dengan  pola A7-3-2-2″  yang melambangkan  lamanya masa  studi  untuk masing-masing  tingkatan  pendidikan  seperti:  7  tahun  tingkat dasar, 3  tahun  tingkat menengah pertama, 2  tahun  tingkat menengah atas dan 2 tahun pra-universitas.
Untuk  tingkat  dasar  dan menengah  pertama,  sistem  pendidikan  Brunei tidak  jauh  berbeda  dengan  Indonesia.  Pendidikan  dasar  bertujuan memberikan kemampuan  dasar  bagi murid-murid  dalam menulis, membaca,  dan  berhitung disamping membina dan mengembangkan karakter pribadi.  Pendidikan TK yang merupakan bagian tingkat dasar mulai diterapkan di Brunei  tahun  1979  dan  sejak  itu  setiap  anak  berumur  5  tahun  diwajibkan memasuki TK selama setahun sebelum diterima di SD kelas 1. Kenaikan tingkat dari TK ke SD dilakukan secara otomatis. Di tingkat SD, mulai dari kelas 1 dan seterusnya setiap murid akan mengikuti ujian akhir tahun dan hanya murid yang berprestasi  saja  yang  dapat melanjutkan  ke  kelas  berikutnya.  Sementara  yang gagal  harus  tinggal  kelas  dan  sesudah  itu  baru  mendapat  kenaikan  kelas otomatis.  Setelah mengikuti pendidikan dasar 7 tahun, murid yang lulus ujian akhir dapat melanjutkan  pendidikannya  ke  SLTP  selama  3  tahun.  Bagi  siswa  yang lulus ujian akhir SLTP akan memiliki pilihan yaitu:
Dapat meneruskan  pelajaran  ke  tingkat  SLTA  . Di  tahun  ke-2,  siswa  akan menjalani ujian penentuan tingkat yang dikenal BCGCE (Brunei Cambridge General Certificate of Education) yang terdiri dari 2 tingkat yaitu tingkat AO dan AN. Bagi siswa yang berprestasi baik akan mendapat ijazah tingkat AO artinya siswa dapat meneruskan pelajaran langsung ke pra-universitas selama 2  tahun  untuk  mendapatkan  ijazah  Brunei  Cambridge  Advanced  Level Certificate  tingkat AA. Sementara  itu,  siswa  tingkat AN harus melanjutkan studinya selama setahun  lagi dan kemudian baru dapat mengikuti ujian bagi mendapatkan ijazah tingkat AO.  Bagi  siswa  tamatan  SLTP  yang  tidak  ingin  melanjutkan  pelajarannya  ke universitas  dapat  memilih  sekolah  kejuruan  seperti  perawat  kesehatan, kejuruan  teknik dan seni, kursus-kursus atau dapat  terjun  langsung ke dunia kerja.

BAB III

1.      Kesimpulan

Brunei Darussalam merupakan negara kerajaan dengan mayoritas penduduknya beragama Islam dan memiliki dasar negara Monarki absolut, yang dalam perkembangannya memiliki corak Monarki Konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Segala urusan negara dan pemerintah yang menyangkut hajat hidup warga brunei adalah di tangan sang sultan, yang saat ini sultan brunei adalah Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang dihormati di dalam negeri.
Dengan MIB sebagai ideologi negaranya, brunei memposisikan negaranya menjadi salah satu negara yang mempunyai kestabilitasan dalam bidang ekonomi dan politik di kawasan ASIA.
Berdasarkan pengalaman sejarah Melayu Brunei, Raja telah bertindak secara adil dan bijaksana sehingga tidak ada alasan bagi rakyat Brunei menolak kedaulatan raja. Raja telah memberikan tanggungjawabnya kepada rakyat dengan penuh amanah. Kepedulian raja terhadap keperluan umat Islam dibuktikan dengan pendirian berbagai perangkat hukum Islam dan lembaga keuangan Islam.
Berdasarkan penelitian, sistem monarki Brunei merupakan yang tertua di dunia sesudah kerajaan Denmark yang ditandai dengan kelestarian dinasti pewaris kerajaan. Sejak berdirinya Kerajaan Brunei tahun 1365 M, Kerajaan Brunei telah diperintah oleh 29 orang Sultan. Teknis pemerintahan yang terjadi sejak diproklamirkannya kemerdekaan Brunei Darussalam hanyalah pada pembentukan Dewan Kabinet dan adanya keinginan untuk mengembangkan demikrasi melalui lembaga eksektuitf .
            Politik Islam di Brunei sangat kental dengan sistem pemerintahan Islam dalam bentuk Khalifah. Sehingga Islam di jadikan sebagai landasan untuk berpolitik maka terbentuklah politik Islam.




2.      Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar pembuatan makalah yang akan datang bisa lebih baik lagi.













Daftar Pustaka
Al-Sufri, Haji Awang Mohd. Jamil. 2001. Tarsilah Brunei: Sejarah Awal dan Perkembangan Islam.Kementrian Kebudayaan.
Azra, Azyumardi. 1989. Islam di Asia Tenggara. Yayasan obor. Jakarta
Hadi Muthohar, Abdul. 2003. Pengaruh Mazhab Syafi’i Di Asia Tenggara. Aneka Ilmu. Semarang
Al-Sufri, Haji Awang Mohd. Jamil. 2000. Latar Belakang Sejarah Brunei. Kementrian Kebudayaan.
Dr.Helmiati,M.Ag , Dinamika Islam Asia Tenggara ( Pekanbaru : suska Press, 2008)
Awang Mohd. Jamil Al-Sufri, liku-liku Pencapain Kemerdekaan Negara Brunei Darussalam, (Brunei: Jabatan Pusat Sejarah,1992) Cet ke-1.
Ensiklopedia Islam, Jakarta: Pt. Ichtiar Baru Van Hoeve. 1999. Cet. 5
Ensiklopedia Islam Indonesia, Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Djambatan. 1992.
Ensiklopedia Indonesia Seri Geografi. Penyusun Redaksi Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: PT. Intermesa.1990) cet 1.